Mengikuti aktivitas kampanye mendengungkan kegiatan-kegiatan pemberdayaan untuk perempuan menjadi hal penting untuk dilakukan. Tergabung dalam IMN (Independent Member Network) dari organisasi GWI (Graduate Woman International), Stube HEMAT yang diwakili oleh Ariani Narwastujati, menjadi salah satu partisipan dalam kampanye ini, yang berlangsung dari April sampai Juli 2025. Kampanye dilakukan dengan tujuan meningkatkan kesadaran pentingnya program-program pemberdayaan perempuan. Para peserta kampanye merupakan perempuan-perempuan dari beberapa negara di dunia yang sudah melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan ataupun riset untuk perempuan. Beberapa diantaranya adalah Willet Salue (Liberia), Geetpriya Kaur (India), Janaki Parajuli (Nepal), Mariana Gonçalves (Brazil), Veronica Eugenio (Philippines), Tashie Ngwanguong (Cameroon), dan tentu saja Ariani Narwastujati (Indonesia).
Beberapa topik yang didiskusikan dalam kampanye ini meliputi bidang kesehatan yang mengulas pemberdayaan pasien perempuan penderita kanker mulut, permasalahan stunting, perbedaan jenis kelamin dalam menanggung jenis penyakit, pentingnya data kesehatan yang terintegrasi demi kelancaran penanganan pasien, pendidikan musik untuk kaum disabilitas, tantangan dalam pemberdayaan perempuan, dan sex rasio dalam posisi jabatan. Topik-topik ini memberi pemahaman baru juga menginspirasi peserta lainnya untuk melakukan hal yang serupa di negara masing-masing.
Graduate Women International (GWI), dulu bernama International Federation of University Women (IFUW) yang didirikan pada tahun 1919 dan berubah menjadi GWI pada April 2015. Perubahan nama tersebut merefleksikan keinginan untuk mempromosikan inklusivitas. Pada awalnya lembaga ini merupakan organisasi para perempuan lulusan universitas dari Inggris dan Amerika Utara yang berharap bisa berkontribusi menjalin hubungan baik dan saling menguntungkan antar perempuan dari berbagai bangsa yang berbeda. Graduate Women International (GWI) berbasis di Geneva, Swiss, dan mendukung hak-hak perempuan, kesetaraan dan pemberdayaan melalui pendidikan sepanjang hayat dan pelatihan-pelatihan. Kerja organisasi ini berfokus pada Education for All, Secondary Education, Tertiary Education, Continuing Education, and Non-Traditional Education untuk pemberdayaan perempuan. Ada 60 negara yang tergabung di GWI dan lebih dari 40 individu tergabung menjadi anggota dari berbagai negara. Tujuannya adalah agar 100% perempuan di seluruh dunia mendapatkan pendidikan di atas pendidikan dasar. Organisasi ini merupakan NGO ke-9 yang mendapatkan status bisa melakukan konsultasi khusus dengan lembaga sosial ekonomi PBB, UNESCO dan ILO.
Kampanye ini bukan sekadar slogan, namun gerakan nyata yang sudah dilakukan, juga sebuah keberanian dan solidaritas perempuan. Mari anak muda, terus membuka ruang, menghancurkan batas, dan menciptakan dunia yang lebih setara untuk menghargai sesama.*